Kamis, 29 Desember 2011

Bisnis dengan Cinta
(Oleh: Jamal Mustofa)

Bisnis….sering kita mengucapkan kata  itu secara sadar maupun tidak ketika kita berbicara tentang aktifitas yang berkenaan dengan kegiatan usaha, yang tentu berkenaan dengan bagaimana menjual barang atau jasa, melakukan ekspansi bidang usaha yang kita miliki, dan aktifitas lain yang intinya bisa menghasilkan uang.

Akan tetapi, dari arti kata sesungguhnya, bisnis berasal dari bahasa inggris, business, yang artinya urusan, kegiatan atau kesibukan, entah menghasilkan uang atau tidak. Namun karena kebiasaan, maka ketika kita mengucapkan kata bisnis, orang yang mendengar atau bahkan kita sendiri mengartikannya sebagai kegiatan yang menghasilkan uang.

Oke frens…arti kata sebetulnya tergantung dari persepsi yang mengucapkan maupun yang mendengarkannya. Saya disini tidak akan membahas lebih jauh tentang arti kata bisnis. Silahkan teman-teman memaknai kata bisnis berdasarkan persepsi masing-masing.

Bisnis (baca: urusan atau kegiatan) dengan cinta…sepertinya ketika mendengarkan kalimat itu, terasa sejuk, nyaman dan enak di telinga. Ya betul, segala aktifitas yang kita lakukan tentunya akan memberikan kepuasan, baik material maupun non material, jika dilandasi dengan cinta dan kasih sayang. Apalagi cinta dan kasih sayang kepada Sang pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Segala sesuatu yang dihasilkan dari dampak urusan atau kegiatan yang kita lakukan…baik itu positif dimana hasil memberikan kepuasan, kebahagiaan, rasa senang untuk diri kita maupun orang lain, maupun hasil yang bersifat negative dimana hasil itu memberikan ketidakpuasan, kesedihan, dan kekecewaan bagi diri kita maupun orang lain…apabila kita landasi dengan rasa cinta dan kasih sayang maka kita akan menerimanya dengan lapang dada. Dan yang terpenting lagi, tidak ada kebosanan dalam diri kita untuk selalu berbisnis.

Segala urusan atau kegiatan kita, tidak terlepas dari orang lain, karena memang manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial. Meskipun kita menilai diri kita ahli di bidang teknologi informasi, penelitian, penulisan buku, matematika, manajemen, dan sebagainya, semuanya tidak terlepas dari orang lain. Kecuali kalo kita hidup di hutan (baca: seperti tarzan), itupun masih membutuhkan interaksi dengan makhluk lain (meskipun bukan manusia). (lihat artikel di blog ini berjudul Sahabat dan Almari Es).

Jadi berbisnis dengan cinta, lebih memberikan kepuasan hati dan berdampak pada aktifitas yang berkelanjutan serta tidak membosankan.

Rabu, 14 Desember 2011

Mencari Uang Melalui Internet
(Oleh: Jamal Mustofa)

Mencari uang di internet...? Saat ini banyak peluang-peluang  yang ditawarkan untuk mendapatkan penghasilan melalui internet. Saya mencoba untuk berbagi pengalaman dengan teman-teman semua, ternyata gampang-gampang susah. Butuh kreatifitas, ketekunan dan kesabaran untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui internet itu.

Ada beberapa tips yang disampaikan sahabat kepada saya dan ada beberapa dari website yang saya coba pelajari. “ Jer Basuki Mowo Beyo”, itu kata pepatah Jawa yang artinya untuk mendapatkan hasil yang optimal butuh kerja keras dan pengorbanan. Berkenaan dengan penghasilan melalui internet, saya pernah mencoba mendaftarkan blog saya http://fullmanagement.wordpress.com ke salah satu produk dari Google yaitu Adsense (selain itu ada lagi beberapa dari situs lain seperti Kumpul Blogger, Flixya, dll). Cara mendaftarkannya sih sangat mudah tinggal sign in ke Google Adsense atau kalau teman-teman belum punya akun di Google harus buat akun dulu melalui menu sign up (langkah-langkah ini juga hampir sama untuk provider lainnya).

Setelah masuk di Adsense, selanjutnya kita diminta untuk mengisikan data-data komplit di lembar halaman registrasi (sebaiknya data-data yang benar karena apabila disetujui oleh Adsense, uang akan dikirim ke kita sesuai dengan data yang kita isi di form pad Adsense). Setelah kita isikan data-data kita kemudian Adsense akan memberitahukan melalui e-mail.

Ini dia teman-teman, pertama kali saya iseng-iseng mencoba  mendaftarkan blog saya ke Adsense dan respon dari Adsense seperti di bawah ini:



Pelanggan yang Terhormat,

Terima kasih atas perhatian Anda pada Google AdSense. Sayangnya, setelah meninjau permohonan Anda, saat ini kami tidak dapat menerima Anda untuk masuk ke program AdSense.

Kami tidak menyetujui permohonan Anda karena beberapa alasan yang tercantum di bawah ini.

Masalah:
- Jenis halaman

---------------------

Detail selengkapnya:
Jenis halaman: Untuk dapat berpartisipasi dalam Google AdSense, situs halaman Anda dan informasi yang dikirim dalam aplikasi harus memenuhi pedoman berikut:

- Anda harus mempunyai situs dengan level domain tingkat atas
  (www.example.com dan bukan www.example.com/situssaya).
- Anda harus memberikan informasi pribadi Anda yang akurat dengan aplikasi yang sesuai dengan
  informasi pendaftaran untuk domain Anda.
- Situs web Anda harus berisi dengan banyak konten asli.
- Situs Anda harus sesuai dengan kebijakan program Google AdSense:
  https://www.google.com/adsense/policies yang termasuk panduan kualitas
  webmaster Google:
   http://www.google.com/support/webmasters/bin/answer.py?answer=35769#quality

Jika situs Anda memenuhi kriteria di atas di masa depan, silakan mengirimkan kembali aplikasi Anda dan kami akan memeriksanya secepat mungkin.

Yach namanya iseng-iseng berhadiah, meski kecewa tapi ya lumayan dapat ucapan terima kasih dari Adsense hehe…by the way (btw) respon dari Adsense tersebut memberikan motivasi kepada saya untuk lebih fokus pada originalitas khususnya dalam mengisi postingan di blog, tidak hanya sekedar copas (copy paste) saja. Hikmah dari itu semua, bahwa kreatifitas itu ternyata mahal harganya dan dihargai dengan mahal. So teman-teman, saya pribadi masih ingin mencoba untuk mendaftarkan blog saya suatu saat. Apalagi kalimat terakhir dari Adsense, cukup menyejukkan hati saya.

Pengalaman ini tidak jauh berbeda seperti ketika kita lulus sekolah kemudian melamar kerja, tidak serta merta langsung diterima (kecuali beberapa yang betul-betul lucky) di tempat kerja itu. Karena harus melalui beberapa tahapan yang kita lalui. Teruslah mencoba dan jangan pernah berhenti !!! Ayo semangat !!!

(Seperti yang disampaikan pengalaman, artikel dan teman kepada saya)

Senin, 12 Desember 2011

Ikuti Kesalihan Ritual dengan Kesalihan Moral
(Oleh: Jamal Mustofa)

Kenapa Negara kita banyak terjadi korupsi?....ini barangkali menjadi pertanyaan saya dan juga teman-teman hampir setiap saat. Hal ini disebabkan karena hampir setiap stasiun televisi dan media tertulis menyiarkan berita-berita tentang korupsi di negeri tercinta ini. Indonesia yang dikenal dengan budaya timurnya seyogyanya bisa meminimalisir kejahatan krah putih (white collar crime) ini.

Barangkali tidak heran pada hari-hari tertentu tempat-tempat ibadah penuh sesak dengan jamaah. Seakan-akan kehidupan spiritual sudah terwakili dengan ritualitas-ritualitas itu. Acapkali ini merepresentasi bahwa dengan ritualitas-ritualitas itu maka nilai-nilai kehidupan sudah bisa terkendali. Namun ternyata ‘TIDAK’.

Banyak akhir-akhir ini kita lihat di berita-berita stasiun televisi, media surat kabar, dan media-media lain bahwa korupsi sudah merajalela. Ironisnya para penjahat korupsi itu adalah tokoh-tokoh yang seharusnya menjadi panutan masyarakat. Kalau saya pernah berdiskusi dengan sahabat saya, kenapa kok pelaku-pelaku korupsi itu memiliki nama yang maknanya baik. Jawaban sahabat saya sederhana saja, yang baik orang tua mereka yang memberikan nama mereka dari kecil (baca artikel di blok ini berjudul: Arti Sebuah Nama itu Apa?).

Pengertian moral kalau kita amati dalam kehidupan sehari-hari khususnya ketika kita berhubungan dengan sesama makhluk (baca: manusia), sering kabur. Moral hanya dipandang sebagai etika dalam pergaulan yang disamakan dengan sopan santun, tata krama atau dalam bahasa Jawanya ‘unggah ungguh’. Padahal kalau kita sadari bentuk sopan santun tidak selalu murni, karena mengingat adanya kepentingan (interest) sehingga banyak sopan santun atau unggah ungguh berisi basa basi yang penuh dengan kepalsuan. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari hal-hal sedemikian.

Pengertian moral sebetulnya lebih dari itu. Dalam hubungan dengan manusia (habluminannaas) kesalihan moral bisa ditunjukkan dengan adanya keikhlasan kita berinteraksi dengan orang lain tanpa ada pamrih atau interest apapun serta dilandasi niat untuk mendapatkan keridloan dari Tuhan Yng Maha Kuasa. Disamping itu kesalihan moral juga dapat terlihat ketika kita dalam kondisi sendirian atau pada saat negosiasi dengan orang lain menyadari bahwa sesungguhnya ada kekuatan yang selalu memantau dan mengamati gerak-gerik kita yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Apabila kita sadari itu, maka kesalihan moral akan melekat pada diri kita. Sehingga mampu membentengi diri kita  dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Seperti yang disampaikan sahabat kepada saya.

(Disarikan  dari khotbah Jum’at pada tanggal 9 Desember 2011, di Masjid Baitul Hidayah, Bandara Adisutjipto, Yogyakarta dan kemudian didiskusikan dengan sahabat saya)

Minggu, 11 Desember 2011

Arti Sebuah Nama itu Apa?
(Oleh: Jamal Mustofa)

Sering kita mendengar joke atau gurauan begini “apa arti sebuah nama” by William Shakespear. Ternyata kalau kita menanyakan kepada kedua orang tua kita, mereka memberikan nama kepada putra-putranya dengan arti yang baik. Dengan harapan bahwa di masa depan anak-anak mereka memiliki perilaku yang tercermin dari namanya.

Bahkan nama-nama kompleks, wilayah, gedung, kendaraan, dan semuanya memiliki arti yang baik sesuai dengan harapan si pemberi nama. Jadi tidak pas kalau kita mengesampingkan arti sebuah nama. Bahkan beberapa pendapat memaknai nama itu sebagai doa yang selalu melekat pada si penyandang nama itu mulai sejak dia diberi nama sampai ajal menjemputnya diharapkan perilaku sesuai dengan makna dari nama yang dia sandang.

Akan tetapi fenomena yang terjadi saat ini banyak pelaku-pelaku kejahatan…kalau kita baca di media surat kabar atau menyimak di media elektronik…memiliki nama-nama yang indah, baik dan tidak mencerminkan perilaku-perilaku seperti itu. Pertanyaan saya dan juga teman-teman mungkin sama…kok bisa yaa???

Dalam diri manusia sebetulnya melekat dua sisi yang saling bertentangan yaitu kebaikan dan kejahatan. Dua sisi yang berbeda itu setiap hari muncul dan bermain peran dalam diri kita. Disamping lingkungan social dan keluarga yang juga menjadi faktor penentu apakah diri seseorang didominasi oleh kebaikan atau kejahatan. Tulisan ini menjadi bahan renungan bagi saya , dan semoga juga berkenan untuk teman-teman semua. Namun pada intinya mari saya mengajak pada diri saya sendiri dan teman-teman semua jika berkenan, awali kebaikan pada diri kita sendiri. Niscaya itu akan menjadi ‘virus’ kebaikan yang cukup hebat dan menyebar mulai dari anak dan pasangan hidup kita, keluarga besar, dan akhirnya masyarakat luas. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mengijinkannya. Seperti yang disampaikan shohib kepada saya.