Elegi Dua Sahabat dan Wanita Tua Pemulung
(Oleh: Jamal Mustofa)
Jejaring sosial facebook, twitter, friendster, dll, memberikan manfaat dan hikmah bagi semua orang. Begitu pula 2 orang sahabat yang sudah berteman sejak masih sekolah..sebut saja X dan Y. X dan Y yang memiliki profesi berbeda, X sebagai pengusaha dan Y berprofesi sebagai pegawai. Ketika jejaring sosial mulai merambah dunia internet, mereka akhirnya dipertemukan kembali. Pada awalnya mereka hanya saling sapa melalui jejaring sosial itu, akan tetapi karena dirasa kurang mantap dan penasaran, akhirnya mereka memutuskan untuk jumpa darat.
Setelah saling tukar menukar nomor telepon seluler, akhirnya mereka bertemu di sebuah café. Dalam perbincangan, mereka awalnya membicarakan tentang keluarga. Kemudian berlanjut ke urusan profesi mereka masing-masing. X membicarakan tentang dunia bisnis yang digelutinya semakin sulit dan kompetitif. Acapkali investasi yang dilakukan oleh X sering mengalami kegagalan. Padahal X sudah memperkirakan berdasarkan pengalamannya, bahwa investasinya akan memberikan hasil yang maksimal. Berulang kali X mengakui dirinya bahwa perkiraan investasi bisnisnya akan berhasil. Akhirnya X saat bertemu Y berada dalam kondisi di ujung tanduk – menuju kebangkrutan.
Y pun tidak mau kalah, ia juga menceritakan kondisi pekerjaannya. Dengan berbagai prestasinya sebagai pengajar, Y berharap memperoleh reward yang sesuai dengan kontribusinya di institusi dimana ia bekerja. Akan tetapi harapan tinggal harapan..bahkan saat ini pun Y menghadapi dilemma antara situasi kerja yang tidak nyaman, sedangkan sisi lain ia membutuhkan status dan penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Akhirnya selama kurang lebih 2 jam, mereka pun memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan.
Begitu keluar dari café, mendadak mereka melihat wanita tua pemulung yang sedang mengorek tempat sampah yang berada di depan café untuk memungut barang-barang bekas yang bisa ia jual. Mereka berdua sejenak tertegun dengan keadaan wanita tua pemulung itu. Nah pada saat mereka memandangi wanita tua itu, tiba-tiba terdengar suara “Masya Allah” dari mulut wanita tua pemulung itu, ketika tangan-tangan keriputnya sedikit tergores oleh pecahan kaca yang ada di tempat sampah. Kemudian 2 sahabat itu terhentak..dan teringat akan arti dari ucapan wanita tua pemulung itu. Masya Allah memiliki arti “demikianlah kehendak Allah”, yang maknanya begitu dalam..pikir kedua sahabat itu.
Sesampai di rumah mereka pun masih teringat akan kalimat wanita tua itu. Mereka sadar bahwa manusia hanya sebatas memperkirakan dan merencanakan. Hasil semuanya ada ditangan Tuhan Yang Maha Kuasa..seperti yang disampaikan teman kepada saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar